Penemu Pulau Tasmania dan Selandia Baru

Biografi Abel Tasman - Penemu Pulau TasmaniaAbel Janszoon Tasman (lahir di Lutjegast, Groningen pada tahun 1603 – meninggal di Batavia, 10 Oktober 1659) adalah penjelajah dan pedagang berkebangsaan Belanda yang terkenal dengan perjalanannya pada 1642 dan 1644 untuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Ia adalah orang Eropa pertama yang diketahui mencapai kepulauan Tanah Van Diemen (sekarang Tasmania) dan Selandia Baru serta melihat kepulauan Fiji pada tahun 1643. Ia dan awak kapalnya berhasil memetakan cukup banyak bagian Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik yang mereka temui. Abel Tasman menghabiskan sisa hidupnya sebagai tuan tanah di Batavia dan meninggal di sana.

Tasmania adalah sebuah negara bagian Australia dan pulau dengan nama yang sama. Beribukota di Hobart, negara bagian ini memiliki luas wilayah daratan 22.357 km² dan populasi 484.700 jiwa (2005). Letaknya 200 km di sebelah selatan Australia Daratan, dengan Selat Bass sebagai pemisah. Negara bagian ini juga mengelola Pulau Macquarie.

Selandia Baru (dalam bahasa Maori disebut Aotearoa (artinya Tanah Berawan Putih Panjang); bahasa Inggris: New Zealand) adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik; kira-kira 1.500 kilometer di tenggara Australia, di seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga. Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau Utara dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya yang jauh, Selandia Baru merupakan kepulauan terakhir yang didiami oleh manusia.

Orang Eropa pertama yang diketahui mencapai Selandia Baru adalah penjelajah Belanda, Abel Tasman dan para awak kapalnya pada tahun 1642. Dalam sebuah pertemuan yang menegangkan, empat awak kapal terbunuh dan paling sedikit seorang Māori terpukul oleh canister shot. Orang Eropa tidak mengunjungi lagi Selandia Baru sampai tahun 1769 ketika penjelajah Britania, James Cook, memetakan hampir semua pesisirnya. Setelah Cook, Selandia Baru dikunjungi oleh beberapa kapal pemburu paus, pemburu anjing laut, dan kapal dagang Eropa dan Amerika Utara. Mereka menjual makanan, peralatan logam, persenjataan, dan barang-barang lain untuk memperoleh damar, artefak, air.

Kentang dan senapan lontak yang diperkenalkan telah mengubah pertanian dan peperangan Māori. Kentang menyediakan surplus makanan yang andal, yang memungkinkan kampanye militer lebih panjang dan berkelanjutan. Perang senapan antar-suku telah mencapai 600 pertempuran antara tahun 1801 sampai 1840, dan telah menewaskan 30.000–40.000 Māori. Sejak awal abad ke-19, misionaris Kristen mulai menetap di Selandia Baru, dan berjaya mengubah keyakinan sebagian besar populasi Māori. Populasi Māori berkurang hingga menjadi 40 persen dari keadaan sebelum pertemuan dengan orang Eropa pada abad ke-19; penyakit-penyakit yang dibawaserta oleh orang Eropa telah menjadi faktor utama.