Penemu dan Pencipta Alat Musik Angklung

Daeng Soetigna - Penemu dan Pencipta Alat Musik AngklungAngklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. Penemu dan Pencipta Alat Musik Angklung adalah Daeng Soetigna (13 Mei 1908-8 April 1984) adalah seorang guru yang lebih terkenal sebagai pencipta angklung diatonis.

Daeng Soetigna - Penemu dan Pencipta Alat Musik AngklungKarya dia inilah yang berhasil mendobrak tradisi, membuat alat musik tradisionil Indonesia mampu memainkan musik-musik Internasional. Ia juga aktif dalam pementasan orkes angklung di berbagai wilayah di Indonesia. Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).

Daeng Soetigna - Penemu dan Pencipta Alat Musik AngklungMasyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak- anak pada waktu itu.

Daeng Soetigna - Penemu dan Pencipta Alat Musik AngklungSelanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya. Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

Related Posts:

  • Ustad Bismillah Khan Penemu Shehnai IndiaBismillah Khan (21 Maret 1916 – 21 Agustus 2006), yang sering disebut dengan gelar kehormatannya Ustad, adalah seorang musisi India yang dikenal karena mempopulerkan shehnai, sebuah alat musik anak benua India dari kelas oboe… Read More
  • Pencetus dan Apa itu Studio Musik Elektronik?Kraftwerk adalah sebuah kelompok musik asal Jerman yang berperan penting dalam perkembangan musik elektronik. Kraftwerk pertama kali meraih kesuksesan luas melalui albumnya yang berjudul Autobahn (1974). Didirikan oleh Floria… Read More
  • Penemu Alat Musik Gitar dan SejarahnyaGitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umu… Read More
  • Penemu Alat Musik Saksofon - Adolphe SaxAntoine-Joseph "Adolphe" adalah desainer alat musik Belgia dan musisi yang memainkan seruling dan klarinet, dan terkenal karena telah menemukan saxophone. Selain saksofon, dia juga menemukan saxotromba, saxhorn dan saxtuba. A… Read More
  • Penemu dan Sejarah Genre Musik Hip HopMusik Hip hop atau hip-hop atau musik rap adalah genre musik yang tercipta di Amerika Serikat pada tahun 1970an yang melibatkan teknik rap, yaitu cara berbicara yang disuarakan melalui rima yang ritmis, yang disertai oleh mus… Read More